Jumat, 14 November 2008

Monster Ancol Beredar di Internet

Iin Yumiyanti - detikNews

Jakarta - Anda suka berwisata ke pantai Ancol? Ada kabar menyeramkan soal Ancol yang kini beredar di internet. Di pantai Ancol, ada monster! Monster ini sangat suka daging segar. Hiiii!
Kabar soal monster di Ancol ini diposting di Youtube, Rabu (12/11/2008) kemarin. Video tersebut diberi judul “Waspada Ancol! Ada Monster Air!” Film dibuka dengan tulisan “Bocah Petualang Production”.
Dalam video tersebut, terlihat seekor ikan dilemparkan ke dalam air. Tidak lama kemudian, ikan tersebut langsung jadi rayahan ribuan binatang-binatang kecil. Binatang itu berwarna putih dan berbentuk bulat.
Menurut para nelayan lokal, si monster dinamai kutu air. Meski namanya tidak seram, kutu air, tapi yang dilakukan monster ini sungguh menakutkan, mereka langsung melahap bangkai ikan hingga cuma tinggal tulang.
Seram! Bayangkan, bila kaki atau tangan pengunjung Ancol masuk air dan tiba-tiba dikerubuti monster tersebut, betapa bahayanya.
Kabar seram ini belum diketahui apakah benar-benar fakta atau hanya hoax. Belum pula bisa dipastikan apakah video tersebut diambil di Pantai Ancol atau bukan. Yang pasti video itu dibuat cukup profesional, disertai ilustrasi musik dan tulisan.
Pihak Ancol belum memberikan pernyataan dan meminta diberi waktu. (iy/nrl)

dua..klarifikasinya
Kamis, 13/11/2008 16:19 WIB
Kabar Ada Monster, Ancol Siapkan Petugas untuk Amankan Pengunjung
Niken Widya Yunita - detikNews

Jakarta - Pihak manajemen PT Pembangunan Jaya Ancol sudah mencari jejak monster air. Hasilnya sementara ini masih nihil. Meski demikian Ancol telah menyiapkan petugas untuk mengantisipasi adanya hal-hal yang membahayakan.

“Insya Allah petugas kebersihan dan operasional kita tetap standby untuk menghindari hal-hal yang membahayakan pengunjung,” kata staf corporate Communication PT Pembangunan Jaya Ancol, Nike Putri kepada detikcom, Kamis (13/11/2008).

Nike menuturkan, pihaknya telah mengerahkan petugas operasional harian Ancol untuk menyelidiki kabar adanya monster air. Selain mengecek semua lokasi di Ancol, petugas juga mencari informasi kepada nelayan sekitar. “Tapi sampai saat ini belum ada yang menemukan kecurigaan,” ujar Nike.

Maka manajemen Ancol pun akan mengkonfirmasi kebenaran tersebut ke YouTube yang telah melansir kabar monster tersebut. Kabar adanya monster ini telah membuat nama Ancol tercemar. “Iya pasti tercemar,” keluh Nike.

Nike juga menuturkan, pihak manajemen sudah memeriksa kadar air laut dalam parameter kimiawi dan mikrobiologi. Parameter kimia dilakukan setiap hari sedangkan mikrobiologi 3 kali dalam satu bulan.

“Kalau cuacanya buruk seperti saat hujan, pemeriksaan dengan parameter kimiawi dilakukan 4 kali dalam 1 hari,” tandas Nike.

Kabar monster di Ancol beredar di internet. Kabar ini muncul di YouTube dengan title Waspada Ancol! Ada Monster Air. Di video itu terlihat sang monster merayah ikan segar yang dilemparkan ke dalam air hingga cuma tinggal tulang.
(nik/iy)

videonya

Kamis, 13 November 2008

Antara Amrozi, Anakku, dan Dzikrul Maut

Dari oase eramuslim

oleh Fivy Miftahiyah

Kurang lebih 6 tahun yang lalu, anakku telah mengenal Amrozi. Tepatnya “nama” Amrozi. Waktu itu Wafdan baru berumur 3 tahun-an. Bukan berarti karena di usia sehijau itu anakku telah gemar menyimak berita di televisi. Berbagai media memang tengah gencar-gencarnya mengulas aksi pengeboman di Bali; aksi memalukan yang mencoreng Islam.

Hampir semua orang seketika familiar dengan nama Amrozi. Biasanya setiap disebut nama Amrozi, sontak orang akan berfikir tentang Bali, bom, terorisme…bla.. bla bla ..
Namun bila nama Amrozi disebut di depan anakku, ia akan langsung berfikir: singa. Kenapa demikian?!?

Karena memang setahu dia, Amrozi itu adalah nama seekor singa. Waktu itu memang Wafdan kecil yang lagi senang-senangnya dengan aneka binatang; kami ajak berwisata ke Taman Safari. Ia begitu terhibur dengan atraksi singa dan Sang Pawang yang memberi nama binatang kesayangannya dengan nama Amrozi. Rupanya Si Pawang latah juga dengan memberi nama yang sedang tenar pasca kejadian bom Bali.
Beberapa tahun lamanya anakku masih lekat dengan image bahwa Amrozi adalah seekor singa jantan yang begitu mengesankan di arena pertunjukan.

Hingga akhirnya, beberapa hari lalu; setelah sebelumnya berita tentang Amrozi cs redup dan muncul lagi secara bertubi-tubi; karena konon eksekusi akan segera dilakukan. Wafdan yang kini berumur hampir 9 tahun dan sudah mulai gemar menyimak berita; kembali terjejali dengan nama Amrozi karena nyaris tiap hari mendengar dan menyaksikan beritanya. Namun kini dengan image yang berbeda.Sekarang sama dengan persepsi orang kebanyakan tentang Amrozi: seorang terpidana mati atas tuduhan terorisme.

Wafdan jadi sering bertanya: “Amrozi sudah dihukum mati belum, Mi?” Demikian pertanyaan yang kerap diulang-ulang. Setiap hari, bahkan mungkin sehari bisa tiga kali. Paling aku tersenyum dan menjawab “Belum”. Dalam fikiranku sendiri, ada tanda tanya. Kenapa berita tentang eksekusi mati Amrozi cs begitu menarik dalam fikiran anak seusianya….. Secara iseng aku balik bertanya kepada Wafdan: “Bagaimana perasaanmu jika menjadi Amrozi; yang akan dihukum mati?”

Ternyata jawaban yang tak terduga keluar dari mulutnya: “ Ya….alhamdulillah….”
“Kok?!?” sahutku kemudian.
“Kan paling-paling, sakitnya sedikit waktu ditembak. Habis itu masuk surga” jawabnya tegas.
Ha? Aku sedikit kaget, campur geli namun takjub juga.
Kaget karena jawaban tegasnya tentang rasa syukur jika dihukum mati. Padahal aku mengumpamakan dia sebagai Amrozi; dengan kata lain bagaimana jika ia yang menghadapi hukuman mati itu. Jangan-jangan, anakku menyimak dengan detil setiap kata-kata semangat yang dilontarkan oleh Amrozi bila muncul di layar kaca.
Geli; karena ekspresinya yang lucu. Seolah tanpa beban bila maut di depan mata.
Dan aku pun takjub; karena setelah kuhayati, ternyata anakku ini memang sangat peka, kritis, dan menyimak setiap peristiwa yang berkaitan dengan dzikrul maut.

Bukan hanya peristiwa yang berkaitan dengan Amrozi. Pernah ketika kami melewati kompleks pemakaman Pondok Ranggon, yang kebetulan setiap hari dilalui bila kami menuju sekolah Wafdan; aku tak menyangka Wafdan berkata:
“Umi, kalau aku meninggal, aku pengin yang di bawah pohon itu ya!”
Dengan sedikit terkejut aku jawab: “Emang kenapa?”
“Soalnya Wafdan nggak mau kepanasan di dalam kubur. Kan kalau atasnya ada pohon jadi sejuk..”

Itulah anak-anak…. Perkataannya sering spontan, tak terduga, namun ternyata sangat mungkin untuk diambil hikmahnya. Kalimat yang begitu menyentilku untuk lebih merenung. Tentang kematian, yang pasti ‘kan datang. Kata-kata yang mendorongku untuk terus belajar, mencari jawaban yang benar dan kemudian memacu diri untuk berbuat positif demi masa depan nan abadi. Sebuah support untuk aku bisa berupaya memberikan jawaban yang tepat bila ada lagi pertanyaan-pertanyaan kritis dari anakku, bahkan dari yang lain. Tak hanya tentang kematian, juga tentang kehidupan.

Terima kasih, Nak… Ummi banyak belajar darimu. Semoga kita bisa menjadi hamba-hamba yang mendapat rahmat-Nya kelak, di hari akhir nanti. Amin.

Pengabdian Seorang Umi

Dari Oase eramuslim
oleh Jundiku

Kemaren saya mengunjungi teman saya yang baru melahirkan minggu yang lalu. Dia berasal dari Jordan. Dan saya telah banyak belajar tentang ilmu dan semangat kehidupan terhadap dia.

Namanya Su’ad, dia punya suami yang berasal dari Palestina dan telah mempunyai tiga anak laki-laki. Mereka datang ke negri ini, karena suaminya sedang belajar Phd. Di sini, saya hanya akan menceritakan bagaimana keteguhan dan kesabarannya saat akan dan setelah melahirkan bayinya yang ketiga, yang telah dinamai ‘Ahmed’.

Bayinya lahir saat semua orang sholat Iedul Adha, namun sebelum itu sejak tanggal 27 Desember dia sudah datang ke rumah sakit. Dia datang ke rumah sakit, karena sudah terjadi kontraksi. Hari pertama kontraksi terjadi setiap setengah jam, hari kedua terjadi setiap 10 menit dan hari ketiga kontraksi terjadi setiap 2 menit. Aku sendiri sebagai seorang perempuan yang pernah melahirkan, tidak kuasa untuk membayangkan bagaimana sakitnya yang dia derita selama tiga hari. Dulu waktu aku menghantarkan jundiku datang ke dunia ini, hanya 6 jam kontraksi, dan mungkin yang kontraksi setiap 2 menit itu tidaklah sampai 2 jam. Waktu itu saja rasanya sudah sakit luar biasa, dan aku merasakan itulah sakit yang paling sakit yang pernah aku alami. Namun…3 hari (72 jam) dengan menahan sakit yang seperti itu,mungkin kalau bukan ibu yang mempunyai keimanan dan kesabaran yang tinggi sudah putus asa menghadapinya.

Sebelum dia pergi ke rumah sakit, kami sempat bertemu. Dia bilang ke aku, ‘Aku akan telfon kamu jika aku masih hidup’ sambil diiringi senyum manis di wajahnya, tak ada rasa kekhawatiran dan ketakutan dalam wajahnya. Aku sempat memeluknya dengan erat sambil membisikkan ‘Sabar dan kuat ya sis, InsyaAllah Allah akan selalu menyertaimu’. Aku sempat termenung cukup lama setelah pertemuan kita waktu itu….mmm memang ketika seorang umi akan mengantarkan kehidupan untuk jundinya, umi sudah harus siap menerima semua resikonya, resiko itu tidak hanya sakit yang luar biasa (kaum laki-laki tidak pernah bisa berempati dalam hal ini), namun juga kematianpun siap dihadapi. Bagi seorang umi, kehidupan anaknya adalah kehidupannya, umi siap melakukan apapun untuk jundi-jundinya.

Akhirnya, ketika semua orang sedang merayakan Iedul Adha, dokter memutuskan untuk operasi, karena kontraksi itu telah menyebabkan dia kesakitan sekali dan melemahkan badannya. Su’ad hanya sempat telfon aku untuk mendoakan dia. Aku tanya kedia…apa yang bisa aku bantu, dan dia hanya berkata ‘just make do’a for me Rusyda, Iam very tired, do’a to Allah to give me power so I can give my life to my baby’. Aku hanya meneteskan air mata mendengar kata-kata dia yang begitu penuh dengan ketawaqalan kepada Allah.

Alhamdulillah, Operation sukses, dan babynya lahir dengan selamat, Temanku juga selamat. Namun, setelah melahirkan baby, tidaklah tuntas sampai di situ perkara seorang umi. Sang umi masih harus merasakan kesakitan yang tak tahu sampai kapan usainya. Seluruh badan seorang umi akan sakit semua dan dalam kondisi seperti itu, umi tetap harus menjalankan tugas-tugasnya sebagai seorang ibu. Menyusui…memberikan kasih sayang baik pada si baby juga pada jundinya yang lain. Subhanalloh…tidaklah heran ada sebuah hadits ‘Syurga ada di bawah kaki ibu’.

Setelah beberapa hari di hospital, akhirnya sister Su’ad pulang, aku langsung kerumahnya. Ketika aku datang dia langsung berkata kepadaku ‘Alhamdulillah Rusy, Palestinian boy is healthy n strong, he will be mujahid InsyaAllah’. Duggg berdebar hatiku&hellip.pernahkah aku berniatan seperti itu, setelah sakit yang diderita hanya untuk memberikan kehidupan pada sang jundi, temanku sudah berniat akan memberikan kehidupan jundinya untuk Syahid di jalan Allah. Subhanalloh….

Saat itu, temanku masih belum bisa bergerak leluasa karena jahitan diperutnya belum begitu pulih, bahkan dia bilang satu sisi ok tapi sisi yang lain jahitannya tidak mau menutup, bahkan setelah diangkat jahitannya, kulitnya masih terbuka. Dan kemaren, ketika saya berkunjung lagi, luka itu semakin parah. Dia terkena infection. MasyaAllah….dia sempat menangis mendengar berita itu. Nursenya sempat cakap sama dia, kalau temenku harus back to hospital atau menemui dokter, kalau dia mendiamkan saja, dia bisa meninggal. Alhamdulillah, dokter sudah berikan antibiotic….dan tunggu hasilnya hari senin. Namun…dia adalah orang yang kuat. Dia sesekali cakap ke saya ‘saya berharap, jika saya meninggalpun, saya berdoa semoga Allah menyetarakan saya dengan orang mati syahid, sebagaimana janjiNya…Amien’. Meski dia tidak bisa bergerak sama sekali dan merasakan sakit yang luar biasa karena infection, disela-sela kunjungan kami, dia masih mau mengajak aku untuk berdiskus tentang kondisi ummah ini. Kami sempat berdiskus tentang kehidupan di palestina, aku bilang ke dia, aku tidak bisa bayangkan bagaimana hidup di sana, setiap hari harus siap dengan peperangan siap mengantarkan nyawa. Dia menjawab, ‘untuk bisa bayangkan kehidupan di sana kamu harus tinggal di sana, setalah satu atau dua tahun kamu akan terbiasa, bahkan kamu akan mencintai jihad melawan israel, kamu tidak akan takut lagi akan kematian dan kamu tidak akan takut akan sakit akibat peperangan. Mertua dan semua saudara suamiku masih tinggal di sana, dan mereka tidak mau pindah kenegri manapun, bahkan untuk holidaypun mereka tak mau, mereka terlalu sayang terhadap battle melawan yahudi, mereka tidak mau kehilangan kesempatan untuk syahid di jalan Allah’. Subhanalloh,selama ini aku hanya baca di artikel-artikel saja tentang kehidupan di Palestina, namun kali ini aku mendengarnya secara nyata…walaupun saat ini belum lagi melihat dan merasakan secara langsung bagaimana kehidupan di Palestina.

Itulah salah satu profile seorang umi, dan bagaimana pengabdiannya terhadap keluarganya dan Allah. Tergambar nyata betapa pengabdian seorang ibu sepanjang masa dan betapa tulusnya. Saya mohon, teman-teman semua berdoa untuk teman saya Su’ad agar segera diberi kesembuhan dan segera pulih kembali…Amienn.

Newcastle-5 Januari 07

Selasa, 11 November 2008

Inilah Surat Wasiat Imam Samudra

BANTEN- Seorang pria membagi-bagikan semacam brosur yang isinya surat wasiat dari Imam Samudra, terpidana mati kasus Bom Bali I yang telah dieksekusi dini hari tadi. Tak diketahui secara pasti apakah orang tersebut berasal dari keluarga, kerabat Imam Samudra atau dari satu organisasi massa Islam.

Surat tersebut dibagikan kepada siapa saja yang berada di sekitar kediaman Imam Samudra di Kampung Lopang Gede, Kelurahan Lopang, Kecamatan Serang, Banten, Minggu (9/11/2008).Sementara itu, saat ini jenazah Imam Samudra berada di Masjid Almanar, yang selanjutnya akan dibawa ke rumah duka.

Adapun surat tersebut berbentuk secarik kertas yang berisi wasiat Imam Samudra berisi:
"Saudara, aku wasiatkan kepada antum dan seluruh umat Islam yang telah mengazzamkan dirinya kepada jihad dan mati syahid untuk terus berjihad dan bertempur melawan setan akbar, Amerika dan Yahudi laknat.

Saudaraku, jagalah selalu amalan wajib dan sunnah harian antum semua. Sebab dengan itulah kita berjihad dan sebab itulah kita mendapat rizki mati syahid. Janganlah anggap remeh amalan sunnah akhi, sebab itulah yang akan menyelamatkan kita semua dari bahaya futur dan malas hati.

Saudaraku, jagalah salat malammu kepada Allah Azza Wajalla. Selalulah isi malam-malammu sujud kepada-Nya dan pasrahkan diri antum semua sepenuhnya kepada kekuasaannya. Ingatlah saudaraku, tiada kemenangan melainkan dari Allah semata.

Kepada antum semua yang telah mengikrarkan dirinya untuk bertempur habis-habisan melawan anjing-anjing kekafiran, ingatlah perang belum usai. Janganlah takut cercaan orang-orang yang suka mencela, sebab Allah di belakang kita. Janganlah kalian bedakan antara sipil kafir dengan tentara kafir, sebab yang ada dalam Islam hanyalah dua, adalah Islam atau kafir.

Saudaraku, jadilah hidup antum penuh dengan pembunuhan terhadap dengan orang-orang kafir. Bukanlah Allah telah memerintahkan kita untuk membunuh mereka semuanya, sebagaimana mereka telah membunuh kita dan saudara kita semuanya. Bercita-citalah menjadi penjagal orang-orang kafir. Didiklah anak cucu antum semua menjadi penjagal dan teroris bagi seluruh orang-orang kafir. Sungguh saudaraku, predikat itu lebih baik bagi kita daripada predikat seorang muslim, tetapi tidak peduli dengan darah saudaranya yang dibantai oleh kafirin laknat. Sungguh gelar teroris itu lebih mulia daripada gelar ulama. Namun mereka justru menjadi penjaga benteng kekafiran."

(Bayu Adi Wicaksono/Global/)

Sumber okezone.com
Join My Community at MyBloglog!
Religion Blogs - BlogCatalog Blog Directory
Add to Technorati Favorites

news.okezone.com

detiknews